Rabu, 05 Juni 2013
Minggu, 02 Juni 2013
Upss jangan berpikiran belajar Sejarah itu membosankan dulu ya....
diblog ini saya akan mencoba menyajikan belajar sejarah kebudayaan Islam itu menyenangkan. Anda bisa membaca, memutar/menonton video, mendengarkan musik untuk meningkatkan rasa cinta kita kepada sang idola hidup kita yaitu : Rasulullah saw dengan mengklik menu diatas :
Menuju kesuksesan Hakiki : Hidup yang Sebenarnya
Bahan Ajar : RPP dan Silabus
dan Video Siroh Nabi Muhammad SAW
Menuju kesuksesan Hakiki : Hidup yang Sebenarnya
Bahan Ajar : RPP dan Silabus
dan Video Siroh Nabi Muhammad SAW
SELAMAT BELAJAR....
SEMOGA BERMANFAAT...
Rabu, 27 Maret 2013
ARTI HIDUP
Astaghfirullahhal ‘azhim,bismillahirrahmaanirrahiim
HIDUP
YANG SEBENARNYA
Mungkin dalam hidup ini kita pernah
pikir dan bertanya tentang kehidupan ini ; siapa kita, dari mana kita?, Kenapa kita
harus hidup di dunia ini?, apa tujuannya dan bagaimana kita menjalaninnya? maka
setiap kita berbeda-beda dalam menjawab dan menikapinya. Jawabannya tentu
bergantung pada pengetahuan seseorang. Ada yang akan menjawab bahwa kehidupan
adalah harta, tahta, wanita. Jadi setiap detik dalam kehidupannya digunakan
untuk mencari uang, kedudukan atau pangkat dan jabatan, atau sebagian lainnya
menganggap bahwa hidup di dunia adalah bersenang-senang. mereka yang seperti
ini menganggap bahwa dunia adalah titik
akhir, sehingga mereka terus mencari kesenangan dunia. Namun diharapkan seorang
muslim dengan menggunakan pikiran, penglihatan, pendengaran, perasaan (hati
nurani) dapat menjawab dengan pasti bahwa sesungguh kehidupan ini adalah suatu
kesempatan yang berharga bagi kita, yang
jangan disia-siakan. untuk sesuatu yang tidak jelas manfaat dan faedahnya.
Kebahagiaan yang kita dapat di dunia ini adalah kebahagiaan sesaat yang tidak
kekal.Karena kita adalah hamba Allah swt sesuai Al-Qur’an surat Ala’raaf : 172
Artinya ; Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi
saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)",
Dan dengan tujuan diciptaakan oleh Allah swt :
dalam Q.S Adz Dzariyaat : 56
Artinya : aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Sehingga dapat menyikapi hidup dengan memperhatikan:
1. Tujuan (visi
) hidup : agar kembali kepada Allah SWT dengan mendapat Rahmat dan Ridho Allah
SWT,bahagia didunia dan bahagia di akhirat
2. Misi
Hidup : menyadari bahwasannya kita adalah hamba,yang harus beribadah dan selalu
memohon pertolongan kepada Allah SWT sesuai Q.S Al-Fatihah; 5
Artinya
: Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
a. Bertaubat
Artinya :Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu
akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan
Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di
hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb
Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
b. Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul ,sesuai QS.an-Nur:54
Artinya : Katakanlah : "Taat kepada Allah dan taatlah kepada
rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa
yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa
yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat
petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat
Allah) dengan terang.
c. sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.
Artinya
: ... sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhan semesta alam.(QS.An-An’am :162)
d.
Berlomba-lombalah
(dalam membuat) kebaikan
Artinya : dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia
menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana
saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari
kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS.Al-Baqarah :148)
e.
Berdo’a
Dalam QS.Al-Araaf:55-56
Artinya : Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang
lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya
dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan
(akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik
Dalam QS. Al-Baqarah:286
Artinya
: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah
Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami
apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum
yang kafir.
- Strategi Hidup : Mengikuti jalan yang lurus yaitu Islam
Artinya
: Tunjukilah Kami jalan yang lurus, (QS. Al-Fatihah : 6)
Ihdina (tunjukilah kami), dari kata hidayaat: memberi
petunjuk ke suatu jalan yang benar. yang dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar
memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
v Dalam QS.Al-An’am ayat 161
Artinya
: Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan
yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu
bukanlah Termasuk orang-orang musyrik".
v
Dalam
Qs.Al-Imran :19
Artinya
: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam
v Dalam QS.Ar-Rum : 30
Yang
artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah
atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada
peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui,
v Dalam
QS.Al-Hijjr : 54
54. dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini
bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan
tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk
bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
- Cara hidup : meneladani orang –orang yang diberi nikmat yaitu ; rasulullah SAW, para sidiqin, mujahid, dan orang sholeh sehingga mempunyai akhlak yang terpuji (akhlak kepada Allah,sesama manusia, makhluk lainnya, serta lingkungan) karena selalu merasa diawasi oleh Allah SWT.Sesuai dalam
a) Qs. An-Nisa : 69
Artinya
: dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi,
Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan
mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
Ø shidiqqin Ialah: orang-orang yang Amat teguh kepercayaannya kepada
kebenaran rasul, dan Inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana
yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7.
b) QS.Al-Fatihah : 7
Atinya :
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
c) Qs.al-ahzab : 21
Artinya
: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
d)
QS.
Al Qashash :77
77. dan
carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Jadi kehidupan ini berarti baik hati, pikiran, ucapan dan segala perbuatan
yang kita lakukan dengan niat ikhlas karena Allah, dengan bertaqwa yaitu
menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, serta menjalankan
sunnah Rasulullah dimana pun,kapanpun, dan dalam keadaan apapun karena Allah
maha mengetahui apa yang kita kerjakan.
Sabtu, 23 Maret 2013
Niat
Hadits
Dari Amirul
Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku
pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya
seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan
sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan
Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang
berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena
wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi
tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin
Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim
bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka
yang merupakan kitab paling shahih diantara kitab-kitab hadits)[1]
Kedudukan HaditsMateri hadits pertama ini merupakan pokok agama. Imam Ahmad rahimahullah berkata: “Ada Tiga hadits yang merupakan poros agama, yaitu hadits Úmar, hadits Aísyah, dan hadits
Nu’man bin Basyir.” Perkataan Imam Ahmad rahimahullah tersebut dapat
dijelaskan bahwa perbuatan seorang mukallaf bertumpu pada melaksanakan perintah
dan menjauhi larangan. Inilah halal dan haram. Dan diantara halal dan haram
tersebut ada yang mustabihat (hadits Nu’man bin Basyir). Untuk melaksanakan
perintah dan menjauhi larangan dibutuhkan niat yang benar (hadits Úmar), dan
harus sesuai dengan tuntunan syariát (hadits Aísyah).
Setiap Amal Tergantung Niatnya
Diterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati.
Diterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan, perbuatan maupun keyakinan hati.
Fungsi Niat
Niat memiliki 2 fungsi:
1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal kebiasaan.
2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya.
Niat memiliki 2 fungsi:
1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal kebiasaan.
2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal ibadah yang lainnya.
Pengaruh Niat yang Salah Terhadap Amal Ibadah
Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:
Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:
1. Niat sebagai syarat sahnya ibadah, yaitu istilah niat yang dipakai oleh
fuqoha’.
2. Niat sebagai syarat diterimanya ibadah, dengan istilah lain: Ikhlas.
Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal, dengan perincian sebagai berikut:
Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal, dengan perincian sebagai berikut:
a. Jika niatnya salah sejak awal, maka ibadah tersebut batal.
b. Jika kesalahan niat terjadi di tengah-tengah amal, maka ada 2 keadaan:
- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.
- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.
- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.
- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.
c. Senang untuk dipuji setelah amal selesai, maka tidak membatalkan amal.
Beribadah dengan Tujuan Dunia
Pada dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan akhirat. Namun terkadang diperbolehkan beramal dengan niat untuk tujuan dunia disamping berniat untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariát menyebutkan adanya pahala dunia bagi amalan tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal yang disertai niat duniawi.
Pada dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan akhirat. Namun terkadang diperbolehkan beramal dengan niat untuk tujuan dunia disamping berniat untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariát menyebutkan adanya pahala dunia bagi amalan tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal yang disertai niat duniawi.
Hijrah
Makna hijrah secara syariát adalah meninggalkan sesuatu demi Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah artinya mencari sesuatu yang ada disisi-Nya, dan demi Rasul-Nya artinya ittiba’ dan senang terhadap tuntunan Rasul-Nya.
Makna hijrah secara syariát adalah meninggalkan sesuatu demi Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah artinya mencari sesuatu yang ada disisi-Nya, dan demi Rasul-Nya artinya ittiba’ dan senang terhadap tuntunan Rasul-Nya.
Bentuk-bentuk Hijrah:
1. Meninggalkan negeri syirik menuju negeri tauhid.
2. meninggalkan negeri bidáh menuju negeri sunnah.
3. Meninggalkan negeri penuh maksiat menuju negeri yang sedikit kemaksiatan.
1. Meninggalkan negeri syirik menuju negeri tauhid.
2. meninggalkan negeri bidáh menuju negeri sunnah.
3. Meninggalkan negeri penuh maksiat menuju negeri yang sedikit kemaksiatan.
Ketiga bentuk hijrah tersebut adalah pengaruh dari makna hijrah.
Catatan
Kaki:
Sumber:
Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh -
Penyusun:
Ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam (Staf Pengajar Ma’had Ihyaus Sunnah, Tasikmala
Langganan:
Postingan (Atom)